Pola asuh ala Barat saat ini sedang sangat digandrungi oleh para orang tua. Western parenting, misalnya yang berasal dari Denmark, Prancis, hingga Jerman, kerap dijadikan referensi dalam mendidik anak.
Namun, tak hanya Benua Eropa yang memiliki pola asuh yang dapat dicontoh. Salah satu negara di Asia, yaitu Jepang, juga memiliki tipe pola asuh yang dapat Bunda amati, tiru, dan modifikasi.
Secara umum, pola asuh ala Negeri Sakura berprinsip menanamkan kedisiplinan, yang dimulai dari memperkenalkan, membiasakan, hingga akhirnya merasuk jadi karakter. Menurut artikel jurnal yang dipublikasikan di tahun 2018 oleh Iriyanto Widisuseno bertajuk Pendidikan Anak Model Orang Tua di Jepang, bangsa Jepang pun memiliki nilai falsafah bernama Ganbaru yang kuat. Ganbaru mengajarkan setiap orang Jepang untuk selalu bisa memenangkan segala persoalan yang dihadapi. Falsafah ini sudah ditanamkan kepada anak-anak sejak dini melalui keluarga di rumah maupun guru di sekolah.
Berikut ini penjabaran pola asuh ala Jepang yang dapat Bunda implementasikan kepada keluarga, terutama kepada buah hati.
#1 Mengajarkan anak untuk berempati
Orang tua di Jepang akan senantiasa mengajarkan anak-anaknya untuk memahami sekaligus ikut menempatkan diri pada perasaan dan keadaan orang lain. Dengan empati ini tenggang rasa antara anak dengan teman sebaya, lingkungan, maupun keluarganya dapat berlangsung secara terus menerus.
Anak-anak di Jepang sejak kecil diajarkan untuk selalu mementingkan kepentingan orang lain dibanding kepentingannya sendiri. Berkat pengajaran itulah anak-anak di Jepang terkenal sangat loyal dan terbiasa menjalin hubungan yang kuat dan mendalam serta gemar menolong orang lain.
#2 Mengutamakan kedisiplinan
Bunda-bunda di Jepang umumnya lebih disiplin dalam mendidik anak-anak mereka dan memperkenalkan prinsip-prinsip moral yang kuat sejak dini. Sebab, pengawasan ibu terhadap anak-anak jauh lebih dominan dibandingkan ayah.
Para bunda di Jepang selalu mengingatkan anak-anak mereka untuk membuang sampah di tempat yang semestinya, berperilaku sopan pada siapapun, dan tidak membiasakan perilaku terlambat. Bunda-bunda Jepang cenderung memberikan batasan yang ketat agar anak-anaknya untuk mematuhi aturan yang ditentukan.
#3 Keterikatan emosional yang kuat
Para orang tua di Jepang berupaya untuk mendidik anak mereka dengan lemah lembut. Orang tua juga selalu memberikan dukungan emosional yang kuat kepada anak-anaknya. Dengan begitu, hubungan antara orang tua dan anak jadi lebih dekat.
#4 Memperkenalkan etika dan sopan santun
Etika sangat penting di Negeri Sakura. Oleh karenanya, bunda-bunda di Jepang tak pernah lelah memperkenalkannya pada si kecil sejak dini. Orang tua di Jepang cenderung memberikan pendidikan karakter yang tinggi kepada anak-anaknya, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap orang lain, termasuk menghormati keputusan dan pemikiran orang lain. Anak-anak di Jepang juga dididik untuk menjadi pribadi yang mandiri, tanggung jawab, dan menghargai keluarga dan masyarakat.
Salah satu cara paling efektif untuk memperkenalkan etika dan sopan santun adalah dengan mengajarkan anak untuk meminta izin kepada temannya jika ingin meminjam mainan. Apabila dipinjami, anak harus mengucapkan terima kasih. Namun apabila merebut, si kecil harus meminta maaf.
#5 Mendorong sikap kejujuran dan integritas
Di Jepang, jarang sekali ada kasus korupsi. Ketika seorang politisi terlibat korupsi, ia akan langsung mengucapkan permohonan maaf dan segera mundur dari jabatannya. Perilaku ini telah sejak kecil mereka pelajari dari ayah dan ibunya.
Anak-anak di Jepang dididik untuk selalu jujur dan setia pada prinsip-prinsip yang diyakini benar. Mereka juga diajarkan untuk tidak mengambil keuntungan pribadi dengan cara yang tidak jujur.
#6 Mendidik anak menjadi cerdas tanpa gadget
Pendidikan akademik sangat penting untuk setiap anak di Jepang. Orang tua pun memperhatikan kemajuan anak-anak mereka di sekolah. Orang tua di Jepang cenderung mengutamakan pendidikan dan menganggapnya sebagai cara untuk membantu anak-anaknya mencapai keberhasilan di masa depan.
Di sekolah pun anak-anak di Jepang tidak diberikan smartphone atau PS oleh orang tua mereka. Mereka hanya dibekali dengan sebuah alat komunikasi yang berfungsi untuk menelepon orang tuanya untuk menjemput. Alat komunikasi ini juga dapat mengeluarkan sinyal bahaya. Selain itu, hiburan anak-anak adalah bermain bersama teman-temannya sepulang sekolah, bukan melalui game online di smartphone.
Itulah enam pola asuh utama orang tua di Jepang. Para bunda dan ayah di Jepang menerapkan parenting ini dengan selalu mengingat bahwa setiap anak harus memiliki landasan hidup yang kokoh sebelum memulai kehidupan mereka secara mandiri. Landasan hidup tersebut berupa kesehatan fisik dan mental, hubungan sosial dan lingkungan yang baik, dan kemampuan berekspresi. Yuk, Bunda, contoh pola asuh ala Jepang ini. (*NAFF/Pixabay)