Kekurangan kolagen dapat menyebabkan berbagai macam ancaman bahaya bagi tubuh. Di tengah kekhawatiran akan terus menurunnya produksi dalam tubuh setiap tahun, kini banyak alternatif untuk meningkatkan produksi kolagen. Dua contoh pilihan tersebut adalah suplemen kolagen dan minuman kolagen.
Pilihan suplemen kolagen dan minuman kolagen pun sangat bervariasi. Tapi seiring banyaknya opsi, konsumen juga harus semakin jeli. Suplemen kolagen dan minuman kolagen sama-sama aman untuk dikonsumsi, selama sudah memiliki sertifikat izin dari BPOM. Akan tetapi, suplemen kolagen jauh lebih unggul dibandingkan minuman kolagen.
Buat Bunda yang masih ragu untuk membeli salah satu di antara keduanya wajib banget baca artikel ini sampai akhir agar tidak salah beli.
1. Suplemen kolagen bebas gula dan pengawet
Minuman kolagen yang dilarutkan di air seperti minuman sachet pada umumnya memang menyajikan cita rasa yang enak dan manis. Sayangnya, rasa yang enak ini berarti suplemen tersebut menggunakan bahan aditif. Bunda dapat mengecek di bagian komposisi minuman kolagen. Beberapa merek minuman kolagen menggunakan perisa, pewarna, dan pengawet.
Dokter Richard Lee, MARS melalui vlog di YouTube-nya juga tidak merekomendasikan penontonnya untuk mengonsumsi minuman kolagen. Ini karena minuman kolagen seperti sirup yang ditambahkan multivitamin belaka.
2. Suplemen kolagen lebih praktis
Untuk Bunda yang menyukai hal-hal yang praktis, maka suplemen kolagen mungkin lebih cocok untuk Bunda. Minuman kolagen mengharuskan Bunda untuk menyediakan alat minum, air, dan sendok untuk melarutkan minuman yang berbentuk serbuk tersebut. Sementara itu, mengonsumsi suplemen kolagen jauh lebih praktis karena Bunda dapat langsung menelannya dengan bantuan air saja. Ditambah lagi, suplemen kolagen dapat digunakan secara langsung di wajah dengan cara menjadikannya masker.
3. Harga suplemen kolagen lebih terjangkau
Minuman kolagen yang dikemas dalam bentuk sachet jauh lebih mahal dibandingkan harga satu botol suplemen kolagen. Untuk satu kotak minuman kolagen dengan jumlah kira-kira 16 sachet dibanderol dengan harga Rp350 ribu – Rp 500 ribu. Uang yang digelontorkan cukup banyak sementara minuman kolagen paling tidak akan habis dalam 16 hari.
Sementara itu, suplemen kolagen harganya lebih murah dan dapat bertahan lebih lama. Dengan harga tidak sampai Rp200 ribu, suplemen kolagen yang berisi 60 butir kapsul dapat digunakan 10 hari hingga 2 bulan lamanya.
4. Suplemen kolagen tidak menyebabkan efek samping
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dr. Richard Lee, MARS menyebut bahwa minuman kolagen tak ubahnya multivitamin biasa yang memiliki rasa enak karena kandungan gula dan perisa di dalamnya. Efek samping dari mengonsumsi minuman berkolagen adalah potensi gula darah meningkat. Jika minuman kolagen dikonsumsi secara berlebihan, penyakit-penyakit kronis, seperti diabetes melitus, gigi berlubang, hingga jantung dapat mengancam.
5. Suplemen kolagen tidak menimbulkan ketergantungan
Suplemen kolagen dibuat dari bahan alami, yaitu kolostrum susu kambing, ikan gabus, dan gamat emas. Tidak ada tambahan bahan aditif apapun di dalam suplemen kolagen. Maka dari itu, konsumsi suplemen kolagen tidak akan menyebabkan ketergantungan.
6. Suplemen kolagen cocok untuk siapa saja
Mengingat minuman kolagen mengandung perisa, pewarna, dan pengawet, minuman kolagen tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh orang yang sedang diet maupun menderita diabetes melitus. Hal ini sangat berbeda dengan suplemen kolagen yang dapat dikonsumsi siapapun.
Keenam poin tersebut membuktikan bahwa suplemen kolagen jauh lebih unggul daripada minuman kolagen. Bunda yang bijak tentu akan memilih produk yang lebih aman, tanpa efek samping, dan bermanfaat dong. Jadi, pilih suplemen kolagen saja, Bunda. (*NAFF/Freepik)