Pernahkah Bunda mendengar soal skin barrier? Di kemasan-kemasan skincare, bodycare, dan produk perawatan tubuh lainnya, istilah skin barrier ini kerap digunakan.
Skin barrier ini merupakan salah satu bagian tubuh kita. Ia berada di lapisan paling luar, di atas epidermis. Skin barrier atau stratum korneum ini memiliki tugas untuk melindungi kulit dan tubuh. Melalui artikel yang ditinjau oleh dr. Merry Dame Cristy Pane lewat laman Alodokter, disebutkan bahwa “musuh” skin barrier ada banyak sekali. Skin barrier harus memproteksi kulit dari kerusakan yang disebabkan oleh polusi, sinar UV, zat kimia, bakteri, hingga kuman.
Bisa dikatakan skin barrier adalah garda terdepan yang memproteksi kulit sehingga sangat perlu dijaga dan dihindarkan dari kerusakan. Jika skin barrier rusak, maka kulit kehilangan tamengnya. Lalu, apa saja gejala-gejala rusaknya lapisan pelindung kulit ini?
1. Kering dan kasar
Kulit yang kering dan kasar sering kali menunjukkan bahwa skin barrier rusak. Tekstur kulit yang terasa kasar atau tidak halus ketika disentuh ini dapat terjadi karena kehilangan kelembapan yang disebabkan oleh faktor, seperti sinar matahari, angin, dan cuaca dingin.
2. Memerah
Skin barrier yang rusak dapat menyebabkan perubahan warna kulit, seperti kemerahan. Kulit yang meradang, kemerahan, atau berjerawat juga mungkin menunjukkan bahwa skin barrier rusak dan tidak mampu melindungi kulit dari bakteri dan partikel asing.
3. Rasa sakit atau perih
Skin barrier yang rusak dapat menyebabkan rasa sakit atau perih di kulit.
4. Gatal
Kulit yang telah rusak skin barrier-nya acap terasa gatal dan mengelupas, yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan memar.
5. Ruam atau iritasi kulit
Skin barrier yang rusak sering kali menyebabkan ruam atau iritasi kulit, terutama di area yang terpapar sinar matahari atau terkena bahan-bahan kimia. Jika Bunda merasa bahwa kulit Bunda jadi mudah iritasi atau terasa terbakar setelah menggunakan produk kecantikan, itu mungkin merupakan tanda bahwa skin barrier tidak sedang baik-baik saja. Selain itu, skin barrier yang rusak juga membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi akibat paparan zat kimia dan cuaca yang ekstrem.
6. Jerawat
Kulit dengan skin barrier yang sedang rusak lebih rentan terhadap jerawat dan komedo karena tidak dapat menghalau masuknya bakteri dan kuman. Di samping itu, skin barrier yang rusak dapat menyebabkan peningkatan produksi sebum, yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan pembentukan jerawat atau komedo.
7. Kulit yang gampang terbakar sinar matahari
Skin barrier yang rusak sering kali menyebabkan kulit yang lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari, seperti terbakar sinar matahari (sun burn) atau tanda-tanda penuaan dini.
8. Kulit tidak rata
Skin barrier yang rusak mungkin menunjukkan tanda-tanda penuaan lebih cepat, seperti garis-garis halus, keriput, dan kerutan, dibandingkan dengan kulit yang sehat. Selain itu, tampak juga tekstur kulit yang tidak seimbang, seperti munculnya kulit yang kasar di beberapa area atau munculnya bintik-bintik kecil, mungkin menunjukkan bahwa skin barrier rusak. Ini disebabkan oleh kulit yang kurang mampu menjaga kelembaban dan melindungi diri dari sinar matahari.
Jika Bunda merasa sedang mengalami tanda-tanda skin barrier rusak sebagaimana tertulis di atas, sebaiknya Bunda melakukan langkah-langkah berikut untuk menjaga skin barrier yang sehat.
1) Menjaga kelembapan kulit dengan menggunakan pelembab yang tepat
2) Menggunakan sunscreen dengan SPF tinggi setiap hari
3) Menggunakan produk perawatan kulit yang cocok dengan jenis kulit
4) Menghindari menggosok kulit dengan keras saat membersihkannya
5) Menghindari menggunakan produk yang mengandung alkohol dan bahan kimia yang kuat
6) Menghindari terpapar sinar matahari secara berlebihan
7) Menghindari penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung retinol atau alpha hydroxy acid (AHA) sebelum terpapar sinar matahari
8) Menghindari produk kecantikan yang mengandung bahan-bahan iritan (*NAFF/Pixabay)