Sesudah berumah tangga, pasangan suami istri tentunya akan banyak menghabiskan waktu bersama. Dari bangun tidur, makan, menjalani aktivitas, hingga kembali ke ranjang untuk tidur, suami dan istri pasti selalu berjumpa. Walaupun memang ada suami istri yang menjalani hubungan jarak jauh (long distance relationship/LDR), tapi mereka tentu tetap intens berkomunikasi.
Mengingat suami dan istri selalu bertemu karena tinggal di bawah atap yang sama, tentu tidak heran jika keduanya saling mengetahui kegiatan masing-masing. Ayah paham bahwa Bunda sepanjang hari membereskan rumah dan mengasuh anak. Ada juga bunda-bunda lain yang harus berangkat pagi-pagi untuk bekerja dan langsung berbenah di rumah sepulangnya. Bunda juga tahu bahwa Ayah sepanjang hari bekerja untuk mencari nafkah.
Namun, setelah bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan selalu berupaya tampil menarik di depan suami, para ayah tidak pernah sekali pun memuji para bunda. Hal ini membuat mereka jadi merasa tidak dihargai. Mungkin ada bunda yang berpikir bahwa masa sepanjang hari sudah mengurus rumah tangga dan merawat buah hati, tak ada satu pun ucapan terima kasih maupun apresiasi untuknya. Akibatnya, beberapa hubungan menjadi dingin dan menjauh karena alasan ini.
Mungkin Bunda yang sedang membaca juga mengalami hal serupa. Dan saat Bunda curhat ke teman, ternyata mereka juga merasakan yang Bunda rasakan. Bunda jadi berkesimpulan bahwa suami memang tidak suka memuji istrinya. Apakah kesimpulannya memang benar seperti itu?
Perempuan suka ucapan verbal
Menurut Cahyadi Takariawan, konselor keluarga, melalui blog pribadinya, struktur otak dan kecenderungan jiwa antara laki-laki dan perempuan berbeda. Kaum hawa lebih menyukai ungkapan verbal, sementara sebaliknya, kaum adam kurang menyukainya.
Sebagian besar perempuan sangat menyukai pujian dan kata-kata manis yang ditujukan untuknya. Jika sang suami tidak pernah memuji atau sekadar mengucapkan kalimat-kalimat romantis, sang istri mulai merasa kecewa hingga muncul asumsi bahwa suaminya tidak lagi mencintainya.
Selain itu, perempuan juga menganggap bahwa pujian dan kata-kata manis membuat hubungan dirinya dan pasangan menjadi lebih lebih kuat dan intim kasih sayangnya.
Laki-laki lebih suka membuktikan daripada omong doang
Mungkin banyak suami yang sangat tidak setuju jika tidak pernah mengucapkan “I love you” atau “kamu cantik banget hari ini” dikaitkan dengan memudarnya rasa cinta. Sebagian laki-laki merasa tidak perlu mengucapkan omong kosong seperti itu.
Masih dikutip dari pemaparan Cahyadi Takariawan, laki-laki lebih dominan menggunakan akal dan logika dalam berkomunikasi. Para suami lebih suka menunjukkan secara langsung cinta dan kasih sayang mereka terhadap pasangan dengan hal-hal yang riil. Misalnya, alih-alih cuma ngomong “I love you”, suami banting tulang untuk mencari nafkah. Kasih sayangnya ia ungkapkan dengan kerja keras demi keberlangsungan kehidupan keluarga. Laki-laki cenderung lebih suka memberikan bukti, bukan janji belaka.
Love language berbeda
Ada pendapat lain nih mengenai suami yang jarang memuji istri. Pendapat ini disampaikan oleh Anna Surti Ariani, seorang love expert, melalui Wolipop. Tak memuji istri belum tentu menandakan suami sedang memiliki wanita idaman lain.
Dalam menjalin hubungan, dikenal ada beberapa love language atau bahasa cinta. Bahasa cinta ini ada lima jenis. Ada word of affirmation, yaitu lebih suka menyampaikan kalimat-kalimat afirmatif, seperti memberikan pujian dan kata-kata manis pada pasangan. Ada pula physical touch, yakni lebih suka menunjukkan kasih sayang lewat sentuhan, seperti memeluk, mencium, dan merangkul. Terdapat juga quality time yang merujuk pada mereka yang suka menyempatkan waktu untuk menghabiskan waktu yang berkualitas dengan pasangan. Selain itu, ada juga receiving gifts yang suka memberikan hadiah dan act of service yang suka membantu pasangannya.
Nah, bisa jadi bahasa cinta antara Bunda dan suami berbeda. Bunda memiliki love language word of affirmation yang suka menerima dan mendengarkan sanjungan. Sang suami, bisa saja memiliki salah satu dari keempat bahasa cinta yang lain.
Perbedaan bahasa cinta ini bisa membuat pasangan suami istri kurang bisa memahami ekspresi cinta satu sama lain. Namun, jika Bunda dan Ayah sudah mengetahui bahasa cinta masing-masing, hubungan jadi akan lebih lengkap dan seru. Nah, untuk mengetahuinya, tentu saja mengobrol dan saling jujur adalah kuncinya.
Jadi, suami jarang memuji istri bukan dilatarbelakangi oleh penampilan istri yang sudah tidak menarik lagi belaka. Ada alasan-alasan lain yang terkait dengan kodrat suami sebagai laki-laki dan istri sebagai perempuan.
Solusinya, Bunda bisa menyampaikan langsung kepada Ayah jika Bunda ingin lebih banyak dipuji. Sampaikan bahwa Bunda mengapresiasi kerja keras Ayah selama ini dalam bekerja keras. Namun, Bunda juga ingin mendengar Ayah mengucapkan kata-kata romantis seperti saat pacaran dulu.
Untuk Ayah, tidak perlu gengsi atau pelit pujian pada Bunda. Setiap harinya Bunda juga sudah bekerja keras mengurus keluarga dan membesarkan anak. Bunda juga selalu berusaha untuk selalu tampil cantik untuk Ayah. Sanjunglah ia, ucapkan terima kasih padanya. Dengan begitu, hubungan Ayah dan Bunda akan semakin erat dan tak terpisahkan. (*NAFF/Freepik)