Ketika mendengar kabar bahwa saudara, tetangga, bahkan anak atau menantu kita baru saja melahirkan, tentu kita ikut bersuka cita. Akan ada satu orang lagi anggota yang bergabung di keluarga besar maupun lingkungan tempat kita tinggal. Dan sebuah nikmat dari Tuhan pula atas hadirnya seorang bayi.
Namun, banyak tidak disadari orang bahwa persalinan seorang ibu terkadang tak hanya membawa kebahagiaan. Ada banyak ibu di luar sana yang mengalami baby blues. Sayangnya, belum banyak orang mengetahui baby blues dan bingung bagaimana cara mengatasinya.
Definisi Baby Blues
Baby blues adalah kondisi emosional yang umum dialami oleh ibu baru, yang ditandai dengan perasaan cemas, sedih, atau tidak stabil selama beberapa minggu setelah melahirkan. Ini bisa terjadi pada hampir setiap ibu, dan biasanya mulai muncul beberapa hari setelah melahirkan dan berlangsung selama beberapa minggu.
Gejala Baby Blues
Gejala yang mungkin dirasakan oleh ibu yang mengalami baby blues biasanya bermacam-macam tergantung pada individunya. Namun, gejala umum yang dialami oleh sebagian besar ibu yang merasakan baby blues adalah:
1. Sedih atau depresi
2. Cemas atau perasaan cenderung tidak stabil
3. Lelah, lesu, atau letih
4. Tertekan
5. Marah-marah atau mudah tersinggung
6. Tidak percaya diri
7. Grogi dan merasa tidak nyaman
8. Kesulitan untuk tidur atau makan
Baby blues adalah kondisi yang umum dialami oleh ibu baru dan biasanya tidak berbahaya. Namun, jika perasaan sedih atau tertekan yang dialami ibu berlangsung lebih lama dari beberapa minggu atau menjadi lebih buruk, itu mungkin menandakan depresi postpartum yang lebih serius. Depresi postpartum adalah kondisi yang serius yang memerlukan perhatian medis dan perawatan.
Beberapa gejala yang menandakan depresi postpartum yang serius meliputi:
1. Perasaan sedih atau tertekan yang berkepanjangan
2. Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasanya dinikmati
3. Kelelahan yang berkepanjangan
4. Gangguan tidur yang berkepanjangan
5. Kehilangan berat badan atau nafsu makan yang berubah
6. Kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri atau bayi
Peran Orang di Sekitar
Saat seorang ibu baru merasakan baby blues, hendaknya orang-orang di sekitarnya, khususnya keluarga, tidak membuatnya tertekan. Ibu yang baru yang mengalami baby blues sangat memerlukan dukungan dan semangat.
Peran seorang suami, pada khususnya, sangatlah penting. Suami harus menjadi pendamping nomor satu ketika istrinya sedang mengalami depresi pascamelahirkan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan suami untuk mendukung istri selama masa ini.
1. Memberikan dukungan emosional
Ayo Pak Su, jadilah pendengar yang baik dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan istri.
2. Membantu dengan merawat bayi
Suami dapat membantu dengan perawatan bayi seperti memberikan makan, mengganti popok, dan menenangkan bayi yang menangis, sehingga istri dapat melepas stresnya.
3. Membantu menyelesaikan tugas rumah tangga
Suami juga bisa membantu dengan tugas rumah tangga seperti membersihkan, memasak, dan mencuci, sehingga istri dapat fokus pada perawatan diri dan bayi.
4. Menyediakan waktu relaksasi untuk istri
Suami dapat menyediakan waktu relaksasi untuk istri, misalnya dengan merawat bayi untuk sementara waktu sehingga istri dapat beristirahat atau melakukan aktivitas yang menenangkan.
5. Menyarankan istri untuk mencari bantuan professional
Jika perasaan istri tidak membaik dalam waktu yang cukup lama, suami dapat menyarankan istri untuk mencari bantuan profesional seperti konselor atau psikolog.
6. Memberikan dukungan dan kasih sayang
Suami harus memberikan dukungan dan kasih sayang yang dibutuhkan istri untuk membuat perasaan istri merasa lebih baik. Dengan membelai rambut istri, memijitnya, atau menyediakan minuman hangat untuknya pasti akan membuat istri merasa lebih baik.
Ibu Juga Harus Berkemauan
Tak bisa hanya mengandalkan peran orang di sekitar, ibu yang sedang mengalami baby blues juga harus memiliki kemauan untuk pulih. Untuk ibu yang sedang mengalami fase ini, segeralah lakukan tips-tips untuk menangani baby blues berikut ini.
• Berbicara dengan teman atau keluarga yang dapat dipercayai untuk mendapatkan dukungan emosional. Jangan pendam semua perasaanmu sendirian, Bunda.
• Mengambil waktu sendiri untuk relaksasi dan refreshing, misalnya dengan berjalan-jalan atau meditasi. Bunda juga boleh mengajak orang tersayang untuk menghabiskan waktu bersama sambil mengobrol.
• Istirahat yang cukup dan makan makanan yang sehat dan seimbang. Jangan biarkan otak memikirkan hal yang negatif selama masa ini. Jika Bunda mulai merasa pusing atau pikiran berkecamuk, lebih baik dibawa tidur. Selain itu, konsumsi makanan yang Bunda sukai dan tentunya harus bergizi.
• Mencari bantuan profesional, seperti konselor atau psikolog, jika perasaan tidak membaik dalam waktu yang cukup lama. Berkoordinasilah dengan dokter untuk memastikan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang mendasar yang menyebabkan perasaan tertekan.
Perasaan-perasaan negatif selama tahap baby blues ini biasanya hilang dalam beberapa minggu tanpa perlu perawatan khusus. Namun jika perasaan-perasaan tersebut berlangsung lebih lama atau memburuk, itu bisa menjadi tanda dari Postpartum Depression (PDD) atau Depresi Pascamelahirkan. Maka dari itu, sebelum menjadi serius, Bunda harus segera mengomunikasikannya dengan keluarga dan jika perlu segera temui ahlinya. (*NAFF/Freepik)