Memasuki usia senja, banyak orang yang mulai merasa takut atas risiko terkena osteoporosis. Osteoporosis adalah kondisi di mana kepadatan dan kualitas tulang menurun, yang dapat meningkatkan risiko patah tulang karena tulang jadi keropos dan rapuh. Dinukil dari Media Indonesia, sebanyak 200 juta orang di dunia menjadi penderita osteoporosis. Detailnya, 1 dari 3 perempuan serta 1 dari 5 laki-laki terserang osteoporosis. Di Indonesia, risiko osteoporosis cukup besar. Sebab, 2 dari 5 orang berisiko terkena osteoporosis.
Penyebab Osteoporosis
Penyebab utama osteoporosis adalah penurunan produksi hormon tulang, seperti estrogen pada wanita setelah menopause dan testosteron pada pria. Faktor lain yang dapat menyebabkan osteoporosis meliputi kurangnya asupan kalsium dan vitamin D, serta kurangnya aktivitas fisik. Beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan osteoporosis, seperti penyakit ginjal kronis, rheumatoid arthritis, dan kondisi yang menyebabkan peningkatan kadar kortisol (hormon stres) dalam tubuh. Merokok, konsumsi alkohol berlebih, dan obesitas juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Tua Muda Bisa Kena Osteoporosis Semua
Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita usia lanjut, tetapi dapat terjadi pada pria dan wanita dari semua usia. Jadi tak hanya orang tua, anak muda dan anak-anak pun bisa saja terkena osteoporosis. Namun, perlu dicatat bahwa faktor risiko untuk terkena osteoporosis lebih tinggi bagi kelompok orang berjenis kelamin wanita, memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut, merokok, dan konsumsi alkohol berlebih. Lebih detailnya berikut ini beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang menderita osteoporosis.
1. Usia lanjut
Risiko osteoporosis meningkat dengan bertambahnya usia. Sebab, di usia senja, kepadatan tulang mulai berkurang dan tulang mulai mengeropos.
2. Jenis kelamin
Wanita lebih mungkin menderita osteoporosis dibandingkan pria. Menurut artikel yang ditulis oleh dr. Verury Verona Handayani di Halodoc, alasan wanita lebih berisiko terkena osteoporosis adalah karena tulangnya yang lebih ringan dan memiliki peluang umur yang lebih panjang.
3. Rasa sakit kronis
Seseorang yang menderita rasa sakit kronis seperti artritis, atau kondisi yang menyebabkan kerusakan tulang seperti osteoartritis atau lupus memiliki risiko lebih tinggi dari osteoporosis.
4. Ras
Rupanya, ras juga berpengaruh terhadap faktor risiko terkena osteoporosis. Orang Kaukasian (berkulit putih) dan Asia, termasuk kita sebagai orang Indonesia, lebih mungkin menderita osteoporosis dibandingkan orang Afrika-Amerika atau orang-orang dari ras lainnya.
5. Riwayat keluarga
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis memiliki risiko lebih tinggi dari kondisi tersebut.
6. Konsumsi alkohol berlebih dan merokok
Kebiasaan buruk ini dapat menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh dan lebih rentan patah.
7. Kurangnya asupan vitamin D dan kalsium
Diet yang kurang sehat serta kurang aktivitas fisik yang membuat tubuh jarang terpapar sinar matahari membuat tubuh defisiensi vitamin D dan kalsium.
Cara mencegah osteoporosis
Tentu tidak ada orang yang mau terkena osteoporosis. Oleh karena itu, sebelum terlambat kita harus melakukan beberapa langkah pencegahan. Berikut ini beberapa di antaranya.
• Pola makan yang sehat
Asupan yang cukup dari kalsium dan vitamin D sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang. Makanan yang kaya kalsium seperti susu, keju, dan yoghurt, serta makanan yang kaya vitamin D seperti ikan laut, telur, dan kacang-kacangan dapat membantu meningkatkan densitas tulang.
• Berolahraga secara teratur
Olahraga yang memerlukan beban tulang seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau bersepeda statis dapat membantu meningkatkan densitas tulang dan mencegah osteoporosis.
• Pengobatan hormon
Terapi estrogen atau terapi testosteron dapat membantu meningkatkan densitas tulang pada wanita pasca-menopause dan pria yang mengalami defisiensi hormon.
• Menghindari merokok dan alkohol berlebihan
Merokok dapat meningkatkan risiko osteoporosis, sementara konsumsi alkohol berlebih dapat menurunkan kadar kalsium dalam tubuh dan meningkatkan risiko patah tulang.
• Mengonsumsi vitamin dan mineral tambahan
Selain kalsium dan vitamin D, magnesium, vitamin K, silika, dan vitamin C juga dibutuhkan untuk kesehatan tulang yang baik. Menurut Media Indonesia, sangat disarankan untuk mengomsumsi suplemen kalsium 1.000 mg/hari, vitamin D 600 IU, dan kolagen.
Jika sudah telanjur mengalami osteoporosis, kemungkinan penderitanya harus selalu rutin mengonsumsi obat osteoporosis. Beberapa jenis obat dapat membantu meningkatkan densitas tulang dan mencegah osteoporosis, seperti bisfosfonat, teriparatide, dan denosumab.
Nah, sebelum terlambat dan menyesali kebiasaan di masa muda yang membikin tulang jadi keropos dan rapuh, mari ubah gaya hidup dengan sebaik-baiknya. Osteoporosis dapat memicu patah tulang dan membuat penderitanya harus mengonsumsi obat dalam jangka waktu lama. Tidak mau seperti itu kan? (*NAFF)