Selalu sumbang medali untuk Indonesia
Minggu, 11 Desember lalu pagelaran turnamen bulutangkis tingkat dunia, BWF World Tour Final, baru saja selesai dihelat di Bangkok, Thailand. Turnamen yang diadakan oleh Badminton World Federation (BWF) ini merupakan turnamen terakhir di kalender BWF World Tour setiap tahun dan hanya diikuti oleh atlet terbaik di dunia yang telah mengumpulkan poin terbanyak selama musim turnamen.
Indonesia patut berbangga karena membawa pulang gelar runner-up melalui performa apik atlet sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting, dan ganda putra, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan.
Nama Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan tak lagi terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Keduanya sudah sangat sering malang melintang di dunia badminton melalui prestasi-prestasi yang membanggakan. Di tahun 2022 saja, duet atlet yang dijuluki The Daddies ini sudah memenangkan titel runner-up di berbagai turnamen.
Satu hal yang cukup mengejutkan dari Hendra dan Ahsan adalah usia mereka yang tak lagi muda. Hendra telah berumur 38 tahun, sementara Ahsan 35 tahun. Menjelang usia kepala empat, keduanya masih belum gantung raket dan tetap produktif bertanding demi mempersembahkan gelar bagi Indonesia.
Ketika bertanding, usia Hendra dan Ahsan selalu menjadi perbincangan. Pasangan ganda putra yang telah menjadi satu tim selama lebih dari sedekade ini termasuk sudah sangat senior di dunia bulutangkis. Tak sedikit kawan-kawan seangkatan mereka yang telah memutuskan untuk pensiun. Akan tetapi, performa keduanya tak menurun meski usia terus bertambah. Hendra dan Ahsan masih menjadi musuh paling kuat bagi lawan-lawannya.
Bahkan, Hendra dan Ahsan pernah menduduki peringkat satu dunia pada tahun 2013 dan saat ini pun mereka masih mempertahankan peringkat dua dunia.
Hendra dan Ahsan sempat berbagi rahasia kebugaran mereka yang tetap menjadi juara meski usia tak lagi muda. Keduanya menyebut bahwa mereka selalu menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi. Istri Mohammad Ahsan, Christine Novitania, menyebutkan bahwa suaminya tak punya banyak pantangan dalam makan, asalkan makanannya memenuhi kebutuhan gizi. Ahsan juga lebih banyak mengonsumsi masakan rumahan buatan istrinya dibandingkan membeli makanan cepat saji. Selain itu, Hendra dan Ahsan juga selalu mengonsumsi air mineral dalam jumlah yang seimbang, mengingat kebutuhan air para atlet jauh lebih besar daripada orang lain.
Mengingat atlet seperti Hendra dan Ahsan lebih sering bertanding di luar negeri dibanding tinggal di Indonesia, mereka harus pandai mempertahankan tubuh yang fit. Dalam suatu wawancara, Hendra Setiawan mengungkapkan bahwa menjaga kondisi tubuh adalah hal yang utama, mengingat ia dan Ahsan tak lagi muda. Ia tak lagi memforsir diri untuk latihan dan berlatih secukupnya agar tidak drop. Ketika ada kesempatan beristirahat, ia akan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Senada dengan Hendra, Ahsan juga menghabiskan waktu luangnya untuk beristirahat dan melakukan aktivitas-aktivitas yang produktif tanpa memaksakan diri. Saat libur dan akhir pekan, Ahsan biasanya beristirahat di rumah, jogging, atau liburan bersama keluarga. Ahsan juga disebut sangat disiplin dan teratur soal waktu tidur. Ia tak pernah tidur kemalaman atau begadang.
Rahasia Hendra dan Ahsan yang tetap bugar di usia hampir 40 tahun ini dapat kita tiru dan modifikasi sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing. Kita perlu mengonsumsi makanan yang dapat memenuhi gizi harian untuk tubuh, tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan di luar kemampuan, dan beristirahat dengan berkualitas. (*NAFF/IG sansansan)